Saturday, May 3, 2014
Sebentar lagi, Pantai Lagaloe Bakal Dikunjungi Banyak Wisatawan
MINGGU petang, 30 Maret 20l4, untuk kesekian kalinya saya mengeliling gunung Ile Boleng di Pulau Adonara, kabupaten Flores Timur (Flotim). Petang itu, bersama Pastor Paroki Hinga, Rm Donatus Plea, Pr kami keluar dari Pastoran Hinga dengan tujuan Pukaone di wilayah Kecamatan Ile Boleng untuk mengunjungi Pastor Paroki Pukaone, Rm Anton Prakum Keraf, Pr. Perkunjungan ini hanya sekedar bernostalgia bersama setelah tidak berjumlah sekitar 30-an tahun silam. - See more at: http://www.floresbangkit.com/2014/03/sebentar-lagi-pantai-lagaloe-bakal-dikunjungi-banyak-wisatawan/#sthash.aDM4IeXq.dpuf
Perjalanan dari Hinga menggunakan sepeda motor masing-masing menuju Redontena dan selanjutnya menuju Witihama kemudian ke wilayah Deri. Beberapa meniti kami berhenti di pinggir pelabuhan Feri, di Deri yang menurut rencana akan diresmikian oleh Gubernur NTT, Frans Lebu Raya pada Rabu, 02 April 20l4 bersamaan dengan pelabuhan Waiwerang. Beberapa orang tua menahan kami untuk berhenti dan harus minum arak yang sedang mereka nikmati.
Dari pelabuhan Deri kami meneruskan perjalanan menuju Pukaona dengan melintasi daerah pantai di Lagaloe. Ada sejumlah orang sedang berada di lokasi wisata pantai itu memancing naluri jurnalistik saya untuk harus mampir sebentar di lokasi ini, Memang beberapa kali saya telah melintasi kawasan ini, namun sama seklai tidak berminat melihat dari dekat, apa sih yang ada di pantai Lagaloe ini.
Sepasang kekasih sedang memadu kasih di sebuah lopo, sementara belasan anak-anak dan orang muda serta orang tua sedang bermain di inggir pantai, sedangkan lainnya menikmati menikmati kebersamaan mereka di lopo lainnya. Lokasi pantai Lagaloe ini terletak di sekitar daerah perbatasan antara wilayah Kecamatan Witihama dan wilayah Kecamatan Ile Boleng.
Pantainya memang tidak seindah pantai Wato Tena dengan bentangan pasir putinya. Pantai Lagaloe berpasir hitam. Namun lokasi ini menjadi pilihan utama warga sekitar Witihama dan sekitarnya untuk datang berwisata di lokasi yang berhadapan langsung dengan pulau Lembata ini.
Para wisatawan yang dijumpai sore itu memang berasal dari Witihama dan sebagiannyanya dari Ile Boleng. Mereka nampaknya sangat menikmat panorama pantai Lagaloe yang indah ini, Mereka membawa bekal dari rumah, kemudian mereka makan bersama. Mandi di laut kemudian kembali membilas badan dengan air tawar dari sebuah sumur yang berada di lokasi itu. Ada sebuah bangunan permanen kecil di ujung timur lokasi wisata itu tediri dari dua kamar, satu untuk Kampar Wc dan satunya untuk tempat ganti pakaian.
“Kami hampir tiap minggu datang di pantai Lagaloe ini untuk bersenang-senang. Kami mandi di laut dan bermain-main disini hingga sore baru pulang rumah,” kata Yanto seorang pelajar SMP dari Witihama.
Yanto kelihatannya sangat gembira bertama teman-teman sebayanya. Mereka datang bersama orang tua dan saudara-saudaranya. Mereka biasanya datang pagi dengan membawa bekal dari rumah. Di pantai ini mereka mandi dilaut yang tenang, bemain bola dan saling berkejaran di pantai itu.
Lokasi wisata pantai Lagaloe ini baru dikelola pemerintah Kabupaten Flores Timur setelah kawasan pantai seluas sekitar ha itu dibeli oleh pemerintah dari pemilik lahan, Bapak Mikhael Kopong Kia, tahun 2000 lalu.
Seperti dikisahkan Mikhael Kopong Kia desa Dua Blolong Deri dalam percakapannya dengan FBC di lokasi Pantai Lagaloe mengakui, lokasi milikya itu diberikan kepada pemerintah Kabupaten Flores Timur melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabu[atn Flotim dengan uang siri pinang hanya sebesar Rp 7,5 juta yang direalisasikan bulan Oktober 200 lalu. Saat itu Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dipimpin Aloysius Kene Masan yang sudah purna tugas dan sempat menjadi Ketua KPU Flotim antar waktu 2009-20l4.
Kopong Kia mengakui, pemerintah Flotim hingga saat belum memenuhi janjinya untuk memberikan ganti rugi untuk aneka tanamam di atas lokasi itu. Perjanjian saat itu, pohon kelapa miliknya sekitar l00 pohon itu akan dihargai senilai Rp l00.000/pohon. Sementara tanaman jambut mete dan aneka tanaman lainnya di lokasi itu dijanjikan senilai Rp 50.000/pohon. Namun hingga saat ini, janji itu belum juga teralisir oleh pemerintah.
“Kami melakukan perjanjian saat itu. Saya ikhlas menyerahkan lahan saya itu hanya dengan uang siri pinang sebesar Rp 7,5 juta saja. Pohon kelapa dan pohon lainnya saat itu dijanjikan akan dibayar, namun sampai saat itu tidak ada realisasinya,” kata Kopong Kia didampingi istrinya di sekitar lokasi patai Lagaloe petang itu.
Kopong Kia berkisah, sebelum pemerintah Kabupaten Flotim mengelolah lokasi wisata ini, dia sendiri telah membangun tujuh pondok kecil atau lopo. Kemudian, seitar tahun 2005 lalu pemerintah merehabnya dengan bangunan lopo yang permanen juga sebanyak tujuh buah lopo di lokasi yang nsama.
Dia juga berkisah, sebelum dikelola pemerintah, dia sempat mengelola lokasi ini. Setiap pegunjung yang datang dia menagih biaya masuk bukan per orang, tetapi per kendaaan yang masuk ke lokasi itu. Kendaraan truk dipungutnya sebesar Rp 20.000/truk, pick up Rp l5.000 dan sepeda motor Rp 2.000/unit.
“Setiap minggu saya mendapat masukan sekitar Rp 300.000. Saya sendiri tidak tahu, berapa penghasilan yang diterima pemerintah dari obyek wisata yang satu ini, karena hampir tidak ada petugas yang ditugaskan di lokasi ini,” katanya.
Memang lokasi pantai Lagaloe ini termasuk salah satu lokasi wisata yang sangat indah, namun belum ditata secara professional sebagai salah satu obyek wisata yang bisa mendatangkan uang baik untuk pemerintah juga untuk warga sekitar lokasi ini.
Mengitari lokasi ini sekitar 15 menit, sungguh terlihat dengan jelas, kebersihan pantainya yang kurang terjaga, membuat keindahan yang tersisa seakan tenggelam dalam keindahan panorama alam lainnya yang tersebar hampir merata di pulau yang sebentar lagi akan menjadi kabupaten itu.
Perhatian pemerintah memang masih sangat kurang setelah “menguasai” lokasi ini sejak tahan 2000 lalu. Perhatian pemerintah juga masih sangat kecil untuk memenuhi janjinya kepada pemilik lahan, Mikhael Kopong Kia. Dia masih menunggu realisasi janji pemerintah tersebut.
Lokasi pariwisata ini akan menjadi salah satu pilihan menarik karena lokasinya relatif dekat dari Dermaga Ferry Sada, Deri yang sebentar lagi akan disinggahi kapal-kapal feri seusai diresmikan Gubernur NTT, Rabu 2 April 20l4. (Bonne Pukan)
Related Posts:
Pantai Laga Loe yang Sempat Ditinggalkan
Dukung Sail Komodo, Asita Bersihkan Lokasi Ketapang Satu
Ratusan Anak Padati Obyek Wisata Pantai Pede
Pantai Cepi Watu Masih Jadi Pilihan Warga untuk Berwisata
Ketika Pantai Wairterang Tak Lagi Menyeramkan
- See more at: http://www.floresbangkit.com/2014/03/sebentar-lagi-pantai-lagaloe-bakal-dikunjungi-banyak-wisatawan/#sthash.aDM4IeXq.dpuf
Ribuan Warga Tumpah di Sada Sambut Frenly
Sambut: Ribuan warga menyambut kedatangan Gubernur Fransiskus Lebu Raya dan Wakil Gubernur Benny Litelnoni di dermaga ferry Sada (Kopong Gana/Lomboktoday.co.id |
Adonara. Lombok today.co.id --Sekitar pukul 07.30 Wita, Jumat (9/8) Kapal Ferry KMP Ile Boleng yang mengantar pasangan gubernur NTT Fransiskus Lebu Raya dan wakil gubernur Benny Litelnoni menuju desa Watoone, Kecamatan Witihama, kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) merapat di dermaga Sada, perbatasan kecamatan Witihama dan Ile Boleng.
Friday, March 7, 2014
tvOneNews: Pelabuhan Adonara Ditarget Beroperasi Pada 2014 - Nusantara
tvOneNews: Pelabuhan Adonara Ditarget Beroperasi Pada 2014 - Nusantara
Semoga dengan adanya pelabuhan laut ini memberikan nilai tambah bagi masyarakat lokal dan semoga kehadiran dermaga baru ini memberikan kontribusi positif bagi tumbuh dan berkembangnya sektor ekonomi dan pariwisata di pulau Adonara
Semoga dengan adanya pelabuhan laut ini memberikan nilai tambah bagi masyarakat lokal dan semoga kehadiran dermaga baru ini memberikan kontribusi positif bagi tumbuh dan berkembangnya sektor ekonomi dan pariwisata di pulau Adonara
Subscribe to:
Posts (Atom)